Mengenal Emiten Perbankan Sektor Keuangan - Blog Rizki M Farhan
Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Mengenal Emiten Perbankan Sektor Keuangan

 Mengenal Emiten Perbankan Sektor Keuangan

Mengenal Emiten Perbankan

Emiten perbankan merupakan sektor keuangan yang sangat signifikan karena bank memiliki dua peran penting dalam perekonomian sebuah negara, yaitu :
  1. Sebagai kreditur :  Bank menjadi tempat orang (atau perusahaan) menyimpan kelebihan uang yang dimilikinya atau menabung untuk mendapatkan bunga dari tabungan tersebut.
  2. Sebagai debitur : Bank menjadi tempat orang mencari pinjaman uang untuk memenuhi berbagai kebutuhannya.
  3. Sebagai penyedia jasa finansial / keuangan : Bank menjadi penyedia jasa keuangan seperti pengiriman uang (ke dalam dan luar negeri), pembayaran, transaksi, dan lain-lain.
Satu hal yang menarik tentang sektor ini adalah uang yang didistribusikan bukan milik bank sendiri, melainkan milik masyarakat. Masyarakat memilih untuk menyimpan uangnya di bank karena dua hal yang bisa didapatkan, yaitu keamanan dan keuntungan.

Model Bisnis Perbankan

Bank menghimpun dana Bank menghimpun dana dari masyarakat, yang kemudian akan muncul di balance sheet atau (neraca) milik bank dengan nama deposit atau Dana Pihak Ketiga (DPK) yang berasal dari berbagai sumber, yaitu : 
  1. Uang yang ditabung masyarakat di bank
  2. Penempatan deposito bank 
DPK dicatat sebagai liabilitas atau utang oleh bank dalam balance sheet karena DPK bukanlah aset murni milik bank dan bank harus mengembalikan uang tersebut beserta bunganya. Bagi bank, tabungan lebih menguntungkan karena bunga yang harus dibayarkan kepada masyarakat lebih kecil apabila dibandingkan dengan deposito. 
Uang masyarakat yang terkumpul nantinya akan disalurkan kembali dalam bentuk kredit atau pinjaman kepada peminjam uang atau debitur. Kredit tersebut dicatat sebagai aset dalam balance sheet karena dapat menghasilkan pendapatan untuk bank. 
Alhasil, uang tersebut dapat menguntungkan semua pihak, baik penabung sebagai kreditur atau penyedia uang, dan peminjam uang sebagai debitur. Selain menguntungkan para debitur dan kreditur, uang tersebut juga memberikan untung kepada bank.

Sumber Keuntungan Bank

Non - Bunga

Secara umum, bank bisa mendapat keuntungan dari dua sumber, yaitu keuntungan bunga dan keuntungan non-bunga. Keuntungan non-bunga (fee-based income) adalah pendapatan bank di luar pendapatan dari bunga kredit yang dapat diperoleh dari : 
  1. Biaya administrasi
  2. Biaya transfer
  3. Sumber lainnya
Karena dapat menentukan biaya administrasi yang lebih tinggi, biasanya bank besar berkesempatan lebih tinggi untuk mendapatkan pendapatan non-bunga lebih banyak. Di sisi lain, ada pula biaya yang harus dikeluarkan bank untuk beban operasional perusahaan, mulai dari beban gaji, beban sewa, hingga beban pemasaran perusahaan. Biaya ini disebut dengan beban non-bunga. Saat ini, muncul jenis bank baru yang diharapkan mampu meningkatkan efisiensi performanya, yaitu bank digital. Hal ini dilakukan dengan menggunakan teknologi untuk menjaga beban operasionalnya. Berbeda dengan bank konvensional, bank digital fokus menyediakan layanan secara mobile/digital, sehingga tidak membutuhkan banyak karyawan ataupun cabang untuk beroperasi , 

Bunga

Keuntungan bunga adalah pendapatan yang didapatkan bank dari bunga. Keuntungan ini diperoleh dari selisih antara bunga yang didapatkan dari orang yang meminjam uang dari bank, dengan bunga yang disalurkan dari orang yang berhutang ke bank tersebut. Misalnya, bank A mendapatkan bunga 12% per tahun dari orang yang meminjam, tapi hanya bunga 5% per tahun yang harus dibayarkan kepada orang yang menabung. Artinya, keuntungan bunga yang diterima bank sebanyak 7%. 

Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Emiten Perbankan Sektor Keuangan 

Salah satu hal yang berkaitan erat dengan pendapatan bunga adalah pertumbuhan ekonomi. Dampak dari pertumbuhan ekonomi dapat dirasakan oleh perusahaan dan masyarakat. Ketika kekayaan masyarakat meningkat, masyarakat lebih banyak mengonsumsi, sehingga perusahaan akan semakin gencar untuk melakukan ekspansi. Oleh karena itu, pertumbuhan ekonomi dapat menyebabkan pertumbuhan kredit atau loan growth. Di saat seperti ini, konsumen merasa percaya diri untuk membeli berbagai kebutuhan seperti mobil ataupun rumah secara kredit. Namun, apabila performa ekonomi menurun, bank juga akan merasakan dampaknya. Selain itu, penurunan performa ekonomi dapat menyebabkan kredit macet, yaitu keadaan di saat debitur tidak bisa membayar kredit. Peminjam seharusnya dapat membayar dengan lancar, namun terjadi kemacetan atau pembayaran tersendat.    

Rasio Emiten Perbankan Sektor Keuangan

Investor perlu memahami cara menganalisis kualitas perusahaan bank. Untuk itu, penting untuk mengenal model bisnis perusahaan bank. Sebelumnya, telah dijelaskan bahwa bank berperan sebagai sarana penyimpanan uang yang menghimpun dana dari masyarakat. Uang yang dikumpulkan kemudian akan menjadi dana pihak ketiga (DPK) dan akan disalurkan kembali kepada masyarakat dalam bentuk kredit. Kredit inilah yang menghasilkan pendapatan bagi bank. Model bisnis bank dilakukan dengan cara berutang dan menyalurkan utang kepada masyarakat. Alhasil, bank memiliki rasio utang atau debt to equity ratio (DER) yang tinggi. Oleh karena itu, tidak disarankan untuk menganalisis bank menggunakan rasio DER, yang menilai baik-buruknya perusahaan dari besaran utangnya. Terdapat beberapa rasio yang cocok untuk menganalisis perusahaan perbankan, yaitu : 
  • Loan to Deposit Ratio (LDR) 
  • Net Interest Margin (NIM) 
  • Current account savings account ratio (CASA) 
  • Non-Performing Loan (NPL) 
  • Capital Adequacy Ratio (CAR)
  • Earning Per Share (EPS)
  • Price to Earnings Ratio (PER)
  • Price to Book Value (PBV)
  • Return on Asset (ROA)
  • Return on Equity (ROE)
Rizki M Farhan
Rizki M Farhan Saya adalah seorang penulis konten artikel untuk belajar yang membahas Teknologi Layanan Pendidikan Internet.