Pengertian Tentang KPR (Kredit Pemilikan Rumah) ? - Blog Rizki M Farhan
Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Pengertian Tentang KPR (Kredit Pemilikan Rumah) ?

 Pengertian Tentang KPR (Kredit Pemilikan Rumah) ?

Pengertian Tentang KPR (Kredit Pemilikan Rumah) ?

KPR (Kredit Pemilikan Rumah) adalah salah satu alternatif untuk membeli rumah bagi orang - orang yang belum memiliki cukup uang. KPR adalah kredit yang diberikan oleh perbankan kepada nasabah perorangan untuk membeli atau memperbaiki rumah. Dengan KPR, anda dapat mencicil rumah dengan bunga tertentu selama jangka waktu tertentu.
KPR termasuk ke dalam kategori kredit konsumtif, yaitu kredit yang digunakan untuk keperluan pribadi. Di Indonesia, ada beberapa jenis KPR yang cukup populer, seperti KPR subsidi, KPR konvensional, KPR syariah, inhouse KPR, dan pindah KPR (take over). Saat mengajukan KPR, anda harus memenuhi persyaratan tertentu, seperti :
  • Warga Negara Indonesia (WNI) perorangan (bukan badan usaha) 
  • Usia minimum 21 tahun atau telah menikah 
  • Usia maksimal pada akhir masa kredit adalah 60 tahun (usia pensiun untuk karyawan) dan 70 tahun untuk pengusaha atau profesional 
  • Mempunyai penghasilan tetap minimal Rp 10 Juta per bulan (single)
Salah satu keuntungan KPR adalah bahwa anda tidak perlu mempersiapkan uang tunai untuk membeli rumah. Namun, total pembayaran KPR akan lebih mahal daripada pembayaran tunai karena anda harus membayar bunga setiap bulan. Berikut adalah beberapa komponen penting dari KPR :  

  • Uang Muka (Down Payment) : Sebagian dari harga rumah yang dibayarkan di awal sebagai syarat untuk mendapatkan KPR. Biasanya berkisar antara 10% hingga 30% dari total harga rumah.
  • Suku Bunga : Bunga yang dikenakan pada pinjaman KPR. Bisa berupa bunga tetap (fixed rate) untuk jangka waktu tertentu atau bunga mengambang (floating rate) yang bisa berubah sesuai dengan kondisi pasar.
  • Tenor : Jangka waktu pembayaran pinjaman, yang bisa berkisar antara 5 hingga 30 tahun, tergantung pada kesepakatan antara peminjam dan bank.
  • Cicilan Bulanan : Jumlah yang harus dibayarkan setiap bulan, yang mencakup pembayaran pokok pinjaman dan bunga.
  • Asuransi : Peminjam biasanya diwajibkan untuk mengambil asuransi jiwa atau asuransi kebakaran sebagai bentuk perlindungan terhadap risiko yang mungkin terjadi selama masa pinjaman.

KPR memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk memiliki rumah dengan cara mencicil, sehingga tidak perlu membayar penuh di awal. Namun, penting bagi calon peminjam untuk mempertimbangkan kemampuan finansial dan memahami seluruh syarat dan ketentuan yang ditetapkan oleh bank sebelum mengambil KPR.

Menggunakan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) memiliki berbagai keuntungan dan kerugian yang perlu dipertimbangkan sebelum memutuskan untuk mengambilnya. Berikut adalah beberapa di antaranya:

Keuntungan KPR

  1. Kemudahan Memiliki Rumah : KPR memungkinkan Anda untuk memiliki rumah tanpa harus membayar penuh di awal. Anda hanya perlu membayar uang muka, sementara sisa harga rumah dicicil melalui pinjaman KPR.
  2. Cicilan yang Terjangkau : KPR menawarkan pembayaran yang bisa diangsur selama bertahun-tahun (biasanya antara 5 hingga 30 tahun), sehingga cicilan bulanan bisa disesuaikan dengan kemampuan finansial.
  3. Kepemilikan Properti : Dengan KPR, Anda langsung bisa memiliki dan menempati rumah, bahkan sebelum cicilan selesai. Ini berbeda dengan menyewa, di mana Anda tidak akan memiliki properti setelah masa sewa berakhir.
  4. Nilai Properti yang Berpotensi Naik : Properti cenderung mengalami kenaikan nilai seiring waktu, sehingga rumah yang dibeli melalui KPR bisa menjadi investasi yang menguntungkan.
  5. Diversifikasi Investasi : Jika nilai properti naik, KPR bisa menjadi alat untuk diversifikasi investasi, di mana properti yang dimiliki bisa disewakan atau dijual di masa depan untuk mendapatkan keuntungan.

Kerugian KPR

  1. Bunga dan Biaya Tambahan : Suku bunga yang diterapkan pada KPR bisa menambah beban finansial secara signifikan, terutama jika suku bunga naik. Selain itu, ada juga biaya-biaya lain seperti administrasi, asuransi, dan notaris yang perlu diperhitungkan.
  2. Komitmen Jangka Panjang : KPR adalah komitmen jangka panjang, sering kali mencapai puluhan tahun. Ini berarti Anda harus memiliki stabilitas finansial untuk bisa membayar cicilan selama masa tenor.
  3. Risiko Penyitaan : Jika Anda gagal membayar cicilan, bank memiliki hak untuk menyita rumah yang dijadikan agunan, yang berarti Anda bisa kehilangan properti tersebut.
  4. Fluktuasi Suku Bunga : Jika Anda memilih KPR dengan suku bunga mengambang (floating rate), cicilan bulanan bisa meningkat seiring naiknya suku bunga, yang bisa menjadi beban finansial tambahan.
  5. Nilai Properti yang Bisa Turun : Meskipun properti biasanya mengalami kenaikan nilai, ada kemungkinan nilai properti turun karena kondisi pasar yang tidak menentu. Jika ini terjadi, Anda mungkin harus membayar cicilan yang lebih besar daripada nilai rumah yang sebenarnya.

Kesimpulan

KPR adalah singkatan untuk Kredit Pemilikan Rumah, yaitu fasilitas kredit yang diberikan oleh bank kepada nasabah individu untuk membeli atau memperbaiki rumah. KPR merupakan salah satu alternatif yang tepat bagi orang yang ingin memiliki rumah tetapi belum memiliki cukup uang tunai. Dengan KPR, orang dapat mencicil rumah dalam jangka waktu dan bunga tertentu, tanpa perlu mempersiapkan uang tunai. 

Ada beberapa jenis KPR yang cukup populer di Indonesia, seperti : KPR Subsidi, KPR Konvensional, KPR Syariah, Inhouse KPR, Pindah KPR (Take Over). Saat menghitung bunga KPR, bank biasanya menetapkan dua jenis suku bunga : Bunga Tetap (Fixed Rate), Bunga Mengambang (Floating Rate). 
  • Bunga tetap adalah tingkat bunga yang sama selama periode tertentu, sehingga cicilan KPR akan flat atau sama selama periode bunga tetap. 
  • Bunga mengambang adalah tingkat bunga yang berubah sesuai dengan kondisi tingkat bunga kredit pasar. 
Total pembayaran KPR akan lebih mahal daripada pembayaran tunai, karena KPR melibatkan pembayaran bunga selama jangka waktu pinjaman. 

KPR dapat menjadi solusi yang efektif untuk memiliki rumah tanpa harus mengeluarkan uang dalam jumlah besar sekaligus. Namun, penting untuk mempertimbangkan dengan cermat kemampuan finansial Anda dan memahami risiko yang terkait, seperti suku bunga, biaya tambahan, dan komitmen jangka panjang.

Rizki M Farhan
Rizki M Farhan Saya adalah seorang penulis konten artikel untuk belajar yang membahas Teknologi Layanan Pendidikan Internet.