Pengertian Tentang Resesi Ekonomi - Blog Rizki M Farhan
Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Pengertian Tentang Resesi Ekonomi

 Pengertian Tentang Resesi Ekonomi 


Resesi ekonomi adalah periode penurunan aktivitas ekonomi yang signifikan dan berlangsung selama beberapa bulan atau lebih. Biasanya, resesi ditandai oleh beberapa indikator ekonomi yang menurun, seperti produk domestik bruto (PDB), tingkat produksi industri, pendapatan riil, lapangan kerja, dan penjualan ritel.

Ciri-ciri resesi ekonomi meliputi:

1. Penurunan PDB : Salah satu indikator utama resesi adalah kontraksi dalam PDB, yang menunjukkan penurunan output ekonomi keseluruhan suatu negara.

2. Kenaikan Pengangguran : Selama resesi, perusahaan mungkin mengurangi tenaga kerja karena penurunan permintaan, yang mengarah pada peningkatan tingkat pengangguran.

3. Penurunan Investasi : Baik bisnis maupun individu cenderung menahan investasi dan pengeluaran besar selama periode ketidakpastian ekonomi.

4. Turunnya Kepercayaan Konsumen dan Bisnis Resesi sering kali disertai dengan penurunan kepercayaan konsumen dan bisnis, yang dapat memperparah penurunan ekonomi karena menurunkan konsumsi dan investasi lebih lanjut.

Resesi bisa disebabkan oleh berbagai faktor, seperti kebijakan moneter yang ketat, krisis keuangan, guncangan eksternal seperti perang atau pandemi, dan ketidakseimbangan dalam ekonomi seperti gelembung harga aset. Resesi yang berkepanjangan dan parah bisa berubah menjadi depresi ekonomi, yang merupakan kondisi ekonomi yang jauh lebih serius.

Resesi ekonomi global adalah penurunan aktivitas ekonomi yang terjadi di berbagai negara di seluruh dunia secara bersamaan. Resesi ini ditandai oleh penurunan signifikan dalam beberapa indikator ekonomi global, seperti produk domestik bruto (PDB) global, perdagangan internasional, investasi lintas negara, serta penurunan tingkat konsumsi dan produksi di banyak negara.

Ciri-ciri resesi ekonomi global meliputi:

1. Penurunan Pertumbuhan Ekonomi di Banyak Negara : Dalam resesi global, sebagian besar negara mengalami penurunan atau kontraksi PDB secara bersamaan.

2. Krisis Keuangan Internasional : Resesi global sering kali diiringi dengan krisis keuangan internasional, seperti jatuhnya pasar saham global, kebangkrutan lembaga keuangan besar, dan gangguan pada sistem perbankan global.

3. Penurunan Perdagangan dan Investasi Global : Volume perdagangan internasional dan investasi asing langsung (FDI) biasanya menurun tajam selama resesi global, karena ketidakpastian ekonomi dan kebijakan proteksionis.

4. Kenaikan Pengangguran Global : Seiring dengan penurunan ekonomi di berbagai negara, tingkat pengangguran global cenderung meningkat, berdampak pada mata pencaharian jutaan orang di seluruh dunia.

5. Dampak Terhadap Harga Komoditas : Harga komoditas global, seperti minyak, gas, dan logam, sering kali mengalami penurunan karena turunnya permintaan global.

Penyebab resesi global bisa beragam, mulai dari guncangan besar dalam ekonomi utama dunia (seperti Amerika Serikat, Tiongkok, atau Uni Eropa), krisis keuangan yang menyebar melalui sistem keuangan global, pandemi global seperti COVID-19, hingga ketegangan geopolitik yang mempengaruhi perdagangan dan stabilitas ekonomi. Resesi global sering kali memerlukan respon kebijakan yang terkoordinasi dari berbagai negara, seperti stimulus fiskal dan moneter, untuk memulihkan ekonomi dunia.

Resesi di global market merujuk pada penurunan yang signifikan dalam nilai pasar keuangan global, seperti pasar saham, obligasi, dan komoditas, yang terjadi secara bersamaan di berbagai negara di seluruh dunia. Ini sering kali merupakan respons terhadap resesi ekonomi global atau ekspektasi akan resesi tersebut.

Ciri-ciri resesi di global market meliputi :

1. Penurunan Indeks Pasar Saham Global : Indeks saham utama di berbagai negara (seperti S&P 500 di AS, FTSE 100 di Inggris, atau Nikkei 225 di Jepang) mengalami penurunan tajam. Ini mencerminkan hilangnya kepercayaan investor terhadap pertumbuhan ekonomi dan pendapatan perusahaan.

2. Penurunan Harga Komoditas : Harga komoditas global, seperti minyak, gas, emas, dan logam industri, sering kali turun selama resesi di global market, karena permintaan menurun secara global.

3. Peningkatan Volatilitas : Resesi di pasar global biasanya disertai dengan peningkatan volatilitas, yang berarti harga aset dapat berfluktuasi secara dramatis dalam waktu singkat. Ini sering kali diukur dengan indeks volatilitas, seperti VIX (Volatility Index).

4. Penurunan Nilai Mata Uang : Mata uang dari negara-negara yang sangat bergantung pada ekspor atau yang memiliki ekonomi lemah sering kali mengalami penurunan nilai terhadap mata uang yang dianggap lebih stabil, seperti dolar AS atau euro.

5. Peningkatan Permintaan Aset Aman (Safe-Haven Assets): Selama periode ketidakpastian di global market, investor cenderung mengalihkan dana mereka ke aset yang dianggap aman, seperti emas, obligasi pemerintah dari negara maju (seperti Treasury AS), dan mata uang kuat seperti dolar AS atau franc Swiss.

6. Penurunan Likuiditas : Dalam resesi di global market, sering kali terjadi penurunan likuiditas, di mana semakin sulit bagi investor untuk menjual aset tanpa mempengaruhi harga pasar secara signifikan.

Resesi di global market bisa disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk krisis keuangan, guncangan ekonomi besar (seperti pandemi atau perang), kebijakan moneter yang ketat, atau kombinasi dari faktor-faktor tersebut. Dampaknya bisa sangat luas, mempengaruhi nilai investasi, kinerja perusahaan, dan stabilitas keuangan global.

Rizki M Farhan
Rizki M Farhan Saya adalah seorang penulis konten artikel untuk belajar yang membahas Teknologi Layanan Pendidikan Internet.